Rabu, 09 Juni 2010

ESQ Mampu Tingkatkan Kinerja

Spiritual tidak identik dengan kemalasan, kebodohan,dan kemiskinan.Selama ini,orang yang mengamalkan nilai spiritual dianggap menurunkan produktivitas.


Padahal, dengan menerapkan nilai- nilai spiritual dalam kerja sehari- hari,seperti jujur,tidak cepat putus asa, disiplin, bertanggung jawab, peduli, dan ikhlas, kinerja perusahaan bisa semakin efisien. Tentu untuk menunjang kinerja di segala bidang, maka diperlukan sebuah mentalitas yang tangguh. Emotion spiritual quotient (ESQ) bisa menciptakan manusia yang memiliki hikmah dan kebijaksanaan. ESQ hadir untuk siapa saja yang berkeinginan untuk membentuk karakter manusia paripurna. ESQ juga merupakan upaya untuk menjembatani rasionalitas dunia usaha dan spirit ketuhanan sehingga melengkapi makna sukses dengan nilai-nilai spiritual yang mendalam menuju esensi bahagia yang sesungguhnya.

ESQ adalah fenomena yang sangat powerfuldan luar biasa yang diperkenalkan Ary Ginanjar Agustian. Fenomena ini telah membius para pemimpin perusahaan untuk membawa karyawannya mengikuti training ESQ. Konsep yang dibawa ESQ mengenalkan konsep trilogi iman,Islam,dan ihsan dalam keselarasan dan kesatuan tauhid dengan menggunakan model mekanisme yang sistematis untuk memanage body, mind and soul secara integral. Sejak beberapa tahun terakhir, PT Saratoga Investama Sedaya memperhatikan kecerdasan spiritual pegawainya.Menurut Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Sandiaga S Uno, kecerdasan spiritual akan melengkapi kecerdasan intelektual maupun emosional yang dimiliki pegawai.

Untuk membuat pegawai lebih ke arah ESQ,tidak cukup hanya disentuh dengan nilai-nilai emotional quotient (EQ). Sesuatu yang akan membantu EQtinggi adalah aspek ESQ. ”Itu berbanding lurus. Jika landasan seseorang itu kuat,dia tahu kenapa harus berbuat jujur atau disiplin,” tuturnya saat dihubungi Seputar Indonesia. Karena itulah, perusahaannya kerap memberikan pelatihan mengenai ESQ kepada pegawainya. Biasanya setelah mendapatkan pelatihan ESQ,pegawai tidak lagi melihat persoalan dari sudut untung dan rugi saja.Namun,juga melihat dengan perspektif yang lebih luas karena mampu melihat keterkaitan berbagai hal.

Hal itulah yang membuat kinerja perusahaan semakin meningkat. Ada beberapa hal yang bisa dijadikan parameter, apakah pegawai memiliki kecerdasan ESQ atau tidak. Dari pribadi pegawai terlihat dari rajin melaksanakan ibadah. Sementara, saat melakukan aktivitas kerja bisa dilihat dari kerja yang mengutamakan kejujuran, tanggung jawab, visioner, disiplin,adil,dan peduli. Yang terpenting bagi perusahaan adalah, bagaimana tetap menjaga agar training yang diberikan tetap membekas dalam benak pegawai. Dengan begitu, tren peningkatan produktivitas terus dilakukan. ”Tentunya hal ini bukan hanya menguntungkan perusahaan,” ucapnya.

Presiden Direktur PT Mitra Safir Sejahtera Tirta Susanto mengakui, diperlukan sebuah training untuk meningkatkan kualitas kerja pegawai. Training yang dilakukan bisa berbasiskan pengetahuan dan keterampilan hingga spiritual pegawai. ”Pegawai juga harus diajarkan untuk meningkatkan kecerdasan emosional,”tuturnya. Emosi berkaitan dengan hubungan antara perasaan, watak, dan naluri moral.Emosi negatif bekerja dengan melumpuhkan kemampuan mental yang disebut “Ingatan Kerja”. Fungsi ingatan kerja adalah untuk menjalankan semua upaya intelektual. Bila ingatan kerja diganggu atau dikuasai beban emosional, maka salah satu kerugian yang dirasakan adalah berkurangnya konsentrasi, berkurangnya keefektifan ingatan kerja yang berakibat pegawai tidak bisa berpikir dengan jernih.

Karena itulah, bila kecerdasan spiritual tidak dilatih,sepertinya sulit bagi pegawai untuk bisa bekerja dengan maksimal.Riset menunjukkan bahwa dalam semua pekerjaan, kecerdasan spiritual memiliki peranan dua kali lebih penting dari IQ digabung dengan kemampuan teknis. Kecerdasan spiritual juga mempunyai peranan lebih dari 85% dalam menentukan keberhasilan pegawai berprestasi hebat. Apalagi pada saat ini kondisi perekonomian nasional sedang kurang baik.Karena itu, pemilik perusahaan harus terus memberikan motivasi kepada pegawainya untuk tetap optimistis. Sebab, tidak mungkin sebuah perusahaan akan bisa bertahan menghadapi badai kalau tidak ada sokongan dari semua stakeholders perusahaan tersebut.

Menurut Direktur Utama Bank Syariah Bukopin Riyanto, kecerdasan spiritual merupakan kemampuan meyakini dan melaksanakan sesuai dengan ajaran agama dan kemudian mengimplementasikannya dalam kehidupan seharihari. ”Termasuk dalam dunia kerja,” tuturnya. Ajaran agama telah memberikan berbagai batasan yang boleh dilakukan ataupun tidak. Kalau melakukan apa yang boleh dilakukan oleh agama dalam dunia kerja, maka otomatis yang dilakukan memberikan manfaat positif bagi pribadi ataupun perusahaan secara keseluruhan. Pegawai akan bekerja dengan jujur, penuh integritas, dan melayani dengan sepenuh hati.

Itulah sebabnya pada saat ini semakin banyak perusahaan yang memilih untuk memberikan pelatihan ESQ kepada para pegawainya. Sebab, memang hasilnya sudah dibuktikan banyak perusahaan. Dia menyebutkan, ESQ memang bukan sekadar pelatihan kepemimpinan atau manajemen biasa. Trainingini merupakan pelopor pelatihan sekaligus inovasi mutakhir yang mengasah sisi emosi dan spiritual untuk membangun karakter sumber daya manusia. ”Kami berharap nasabah bisa menikmati produk bank syariah dengan lebih baik,”harapnya Menurut dia, pembangunan karakter tidaklah cukup dengan dimulai dan diakhiri dengan penetapan misi saja.

Hal ini perlu dilanjutkan dengan proses yang dilakukan secara terus-menerus sepanjang hidup, melalui sesuatu yang juga dilakukan secara berkesinambungan. Gerak yang dilakukan secara berkesinambungan tersebut tentunya harus mendekatkan diri kepada Tuhan.

Tidak ada komentar: